Written by Dr. Yusof Qardhawi
Banyak hadith Rasulullah SAW yang mendorong untuk menghafal Al-Quran,
atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu Muslim
tidak kosong dari sesuatu bahagian dari kitab Allah SWT, seperti dalam
hadith yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu`: “Orang yang
tidak mempunyai hafalan Al Quran sedikitpun adalah seperti rumah buruk
yang akan runtuh “1.
Dan Rasulullah SAW memberikan penghormatan kepada orang-orang yang
mempunyai keahlian dalam membaca Al Quran dan menghafalnya,
memberitahukan kedudukan mereka, serta mengutamakan mereka dibandingkan
orang lain.
Dari Abi Hurarirah r.a. ia berkata: Rasulullah SAW mengutus satu
utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah SAW
mennyemak kemampuan membaca dan hafalan Al Quran mereka: setiap lelaki
dari mereka ditanyakan sejauh mana hafalan Al Quran-nya. Kemudian
seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah SAW : “Berapa banyak
Al Quran yang telah engkau hafal, wahai fulan?” Ia menjawab: aku telah
hafal surah ini dan surah ini, serta surah Al Baqarah. Rasulullah SAW
kembali bertanya: “Apakah engkau hafal surah Al Baqarah?” Ia menjawab:
Betul. Rasulullah SAW bersabda: “Pergilah, dan engkau menjadi ketua
rombongan itu!”. Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat
berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghafal surah Al
Baqarah semata kerana aku takut tidak dapat mengamalkan isinya.
Mendengar komentar itu, Rasulullah SAW bersabda: “Pelajarilah Al Quran
dan bacalah, kerana perumpamaan orang yang mempelajari Al Quran dan
membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan
minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang
mempelajarinya kemudian ia tidur –dan dalam dirinya terdapat hafalan Al
Quran, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan
minyak misik “2.
Jika tadi kedudukan pada ketika hidup, maka saat kematian pun,
Rasulullah SAW mendahulukan orang yang menghafal lebih banyak dari yang
lainnya dalam kuburnya, seperti terjadi dalam mengurus syuhada perang
Uhud.
Rasulullah SAW mengutus kepada kabilah-kabilah para penghafal Al
Quran dari kalangan sahabat beliau, untuk mengajarkan mereka faridzah
Islam dan akhlaknya, kerana dengan hafalan mereka itu, mereka lebih
mampu menjalankan tugas itu. Di antara sahabat itu adalah tujuh puluh
orang yang syahid dalam kejadian Bi`ru Ma`unah yang terkenal dalam
sejarah. Mereka telah dikhianati oleh orang-orang musyrik.
Dari Abi Hurairah r.a. bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Penghafal Al
Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata:
Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota
karamah (kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku
tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran
memohon lagi: Wahai Tuhanku, redhailah dia, maka Allah SWT meredhainya.
Dan diperintahkan kepada orang itu: bacalah dan teruslah naiki
(darjat-darjat syurga), dan Allah SWT menambahkan dari setiap ayat yang
dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan “3.
Balasan Allah SWT di akhirat tidak hanya bagi para penghafal dan ahli
Al Quran saja, namun cahayanya juga menyentuh kedua orang tuanya, dan
ia dapat memberikan sebahagian cahaya itu kepadanya dengan barakah Al
Quran.
Dari Buraidah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka
dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti
cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan),
yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami
dipakaikan jubah ini: dijawab: “kerana kalian berdua memerintahkan anak
kalian untuk mempelajari Al Quran” 4. Kedua orang itu mendapatkan
kemuliaan Tuhan, kerana keduanya berjasa mengarahkan anaknya untuk
menghafal dan mempelajari Al Quran semenjak kecil.
Dan dalam hadith terdapat dorongan bagi para ibubapa untuk
mengarahkan anak-anak mereka untuk menghafal Al Quran semenjak kecil.
Ibnu Mas`ud berkata: “Rumah yang paling kosong dan lengang adalah rumah
yang tidak mengandung sedikitpun bahagian dari Kitab Allah SWT “5.
Dan pengertian kata “ashfaruha” adalah: yang paling kosong dari
kebaikan dan barakah. Al Munziri meriwayatkan dalam kitab At Targhib wa
At Tarhib dengan kata: “ashghar al buyut” dengan ghain bukan fa, dan
maknanya adalah: rumah yang paling hina kedudukannya, dan paling rendah
nilainya.
1 Hadith diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas (2914), ia berkata: hadith ini hasan sahih.
2 Hadith diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadith hasan
(2879), dan lafaz itu darinya. Serta oleh Ibnu Majah secara ringkas
(217), Ibnu Khuzaimah (1509), Ibnu Hibban dalam sahihnya (Al Ihsaan
2126), dan dalam sanadnya ada `Atha, Maula Abi Ahmad, yang tidak dinilai
terpercaya kecuali oleh Ibnu Hibban.
3 Hadith diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadith hasan
(2916), Ibnu Khuzaimah, al hakim, ia menilainya hadith sahih, serta
disetujui oleh Adz Dzahabi (1/553).
4 Hadith diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilainya sahih
berdasarkan syarat Muslim (1/568), dan disetujui oleh Adz Dzahabi.
Hadith ini juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (21872) dan Ad
Darimi dalam Sunannya (3257),
5 Diriwayatkan oleh Al Hakim dari Ibnu Mas`ud secara Mauquf. Ia
berkata: sebahagian mereka memarfu`kannya, demikian juga dikatakan oleh
Adz Dzahabi (1/566).
diambil dari:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar